Selamat Datang di Weblog Dr. Yonas Muanley, M.Th.Imanuel 2020

Thursday, November 21, 2013

Teknologi dan Media PAK

ad300
Advertisement
Dalam Kurikulum Teologi Prodi PAK ada satu mata kuliah yang diberi nama dengan singkatan yang cukup beragam: Mata Kuliah yang dimaksud adalah Teknologi dan Media PAK, ata Teknologi dan Media Pembelajaran PAK, Teknologi dan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, Teknologi dan Media PAK atau lengkapnya Teknologi dan Media Pembelajaran Agama Kristen. Jadi ada yang memakai secara lengkap tetapi juga disingkat, misalnya teknologi dan Media PAK. Teknologi dan Media PAK adalah mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa pada program studi Pendidikan Agama Kristen. Teknologi adalah segala alat yang dihasilkan oleh logi manusia untuk keperluan hidup manusia. Media adalah alat yang dipakai oleh manusia untuk menyampaikan pesan. Jadi, teknologi adalah alat dan media juga adalah alat. Letak perbedaannya adalah pada fungsi menyampaikan pesan atau informasi.
Teknologi tidak hanya terbatas pada alat tetapi teknologi memiliki pengertian yang lebih luas. Dalam konteks pembelajaran, perancangan pembelajaran atau disain pembelajaran juga merupakan bagian dari teknologi pembelajaran. 
Penggunaan nama mata kuliah sebagaimana yang dimaksud di atas sah-sah saja, artinya mau disingkat atau ditulis secara lengkap hal itu bergantung dari setiap orang yang memakai nama mata kuliah ini. Saya sering menyingkatnya menjadi Teknologi dan Media PAK, Teknologi dan Media Pembelajaran PAK, Teknologi dan Media Pendidikan Agama Kristen. Di blog yang saya kelola, saya beri nama: Teknologi dan Media Pembelajaran Agama Kristen.


Fungsi/kegunaan/pentingnya dan nilai Media Pembelajaran

Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Pertanyaan yang sering muncul mempertanyakan pentingnya media dalam sebuah pembelajaran.
Kita harus mengetahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran,karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi,penyampaian pesan dari pengantar ke penerima.
Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata& tulisan) maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding.
Ada kalanya penafsiran berhasil, adakalanya tidak.Kegagalan/ketidakberhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca,dilihat atau diamati. Kegagalan/ketidakberhasilan atau penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise (Kegagalan). Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima.
Lantas dimana fungsi media? Ada baiknya kita melihat diagram cone of learning dari Edgar Dale yang secara jelas memberi penekanan terhadap pentingnya media dalam pendidikan:
Secara umum media mempunyai kegunaan:

memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:

Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
Pembelajaran dapat lebih menarik
Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
Peran guru berubahan kearah yang positif

Menurut Yusufhadi Miarso

1. Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak kita, sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (belahan otak: kiri dan kanan) lihat teori belahan otak.
2. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik. Pengalaman peserta didik itu berbeda-beda.
3. Media dapat melampaui batas ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik karena berbagai factor, misalnya: Objek terlalu besar (Candi, Stasiun, dan lain-lain), objek terlalu kecil untuk diamati, gerakan-gerakan yang terlalu cepat dan sulit ditangkap mata biasa (kepakan sayap burung dll)
4. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dan lingkungannya
5. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.
8. Media memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri, pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.
9. Media mampu meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan meningkatkannya kesadaran akan dunia sekitar.
10. Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri pendidik dan peserta didik


Salam
Share This
Previous Post
Next Post

Pellentesque vitae lectus in mauris sollicitudin ornare sit amet eget ligula. Donec pharetra, arcu eu consectetur semper, est nulla sodales risus, vel efficitur orci justo quis tellus. Phasellus sit amet est pharetra

0 comments: