Selamat Datang di Weblog Dr. Yonas Muanley, M.Th.Imanuel 2020

Monday, December 2, 2013

Filsafat Teknologi dan Media Pembelajaran PAK

ad300
Advertisement
Update 08 Maret 2020. Ber-Filsafat Teknologi dan Media Pembelajaran PAK. Kurikulum (baca: Bahan Ajar) Teknologi dan Media Pembelajaran merupakan sebuah Ilmu Pengetahuan yang tetap membutuhkan filsafat (baca: berpikir mendalam/radikal) terhadap “teknologi dan media pembelajaran PAK". Kehadiran Blog merupakan bagian dari berfilsafat dan berilmu artinya Berpikir mendalam dan menemukan jawaban (ilmu pengetahuan). Kehadiran filsafat terasa demikian penting karena tanpa berpikir mendalam terhadap realitas “teknologi dan media” serta “pembelajaran PAK” maka bidang ilmu ini akan berjalan tanpa arah. Ini berarti berfilsafat sangat penting dan mesti dipertimbangkan dalam menyusun kurikulum (pengertian sempit: bahan ajar) Teknologi dan media Pembelajaran PAK.

Kita dapat menyatakan bahwa berpikir medalam dan tanggapan terhadap mata kuliah teknologi dan media pembelajaran PAK telah memberi ruang bagi implementasi Teknologi online dalam pemahaman bahwa teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi keperluan manusia.
Filsafat-filsafat yang dapat dipertimbangkan dalam mengembangkan “Teknologi dan Media Pembelajaran PAK” yakni:

(1) Filsafat Perenialisme atau aliran perenialisme,
(2) Filsafat Idealisme,
(3) Filsafat Realisme,
(4) Filsafat Prakmatisme,
(5) Filsafat Eksistensialisme,
(6) dan lain-lain.

Bagaimana operasionalnya dalam menerapkan kerangka berfipikir dari berbagai aliran filsafat di atas terhadap Teknologi dan Media Pembelajaran PAK? Secara operasional pokok-pokok dalam bidang Teknologi dan Media Pembelajaran PAK yang patut dipikirkan secara mendalam dengan kerangka berpikir filosofis aliran-aliran filsafat di atas yakni:

a. Tujuan
b. Kurikulum (Bahan-bahan) Teknologi dan Media Pembelajaran PAK
c. Prosesnya: Metode, Media, strategi yang dipakai
d. Evaluasi
e. Peserta didik
f. Guru/Pendidik/Dosen
g. Fasilitas yang tersedia atau perlu disediakan

Pokok-pokok di atas dapat dipikirkan secara mendalam dengan meminjam kerangka kerja berpikir dari aliran-aliran filsafat yang telah diterapkan dalam dunia Pendidikan sepanjang masa.
Perlu ditegaskan bahwa “Komunitas PAK” tidak perlu alergi terhadap filsafat karena dasar filsafat adalah pemberian Tuhan. Maksud saya adalah berpikir adalah pemberian Tuhan. Kitab suci orang Ibrani yang kemudian menjadi kitab suci orang Kristen yaitu Perjanjian Lama secara awal menyatakan bahwa Tuhan menciptakan manusia “segambar dan serupa dengan Allah”.
Ada yang berargumen bahwa orang Kristen tidak perlu belajar “Filsafat Kristen” atau tidak perlu ada kata “Filsafat Kristen” karena orang Kristen sudah menemukan kebenaran (Yesus Kristus). Akan estrimis ini saya menjawabnya dalam dua pendekatan:
1. Pendekatan Induk Logi dari Yerusalem
2. Pendekatan logi-logi manusia ciptaan Tuhan

Pertama, Yesus menyatakan bahwa “Dia adalah … Kebenaran”. Kita menerimanya. Akan tetapi untuk memahami siapa Yesus Kristus kita perlu berpikir. Alkitab yang kit abaca juga harus dipikirkan isinya, khususnya yang berkenaan dengan Tuhan Yesus. Percaya Yesus berarti mengakui Dia/menerima kebenaran itu dengan iman. Akan tetapi tidak berhenti disini, kepercayaan itu mesti ditopang dengan pemahaman akan Yesus Kristus. Jadi, Kebenaran yaitu logi TUHAN yang dinyatakan kepada manusia bukan hasil berpikir. Dengan kata lain, ketika Tuhan memberi kebenaran (Yesus Kristus) kepada manusia tidak disebabkan karena manusia berpikir tetapi semata-mata pemberian Tuhan. Singkatnya Ada kebenaran TUHAN. Firman yaitu Yesus Kristus dan Firman Tertulis yaitu Alkitab adalah “Kebenaran”. Kebenaran inipun harus dipikirkan secara mendalam, entah bersifat berpikir biasa, berpikir teologis dan berpikir filosofis yang kemudian terbentuklah pemahaman yang benar tentang Tuhan sebagaimana yang difirmankan dalam Alkitab.

Kedua, Manusia/orang Kristen harus terus menerus berpikir, khususnya berpikir mendalam terhadap realitas yang dihadapinya. Orang-orang yang berusaha memikirkan secara mendalam terhadap salah satu relaitas kemudian menemukan pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar inilah disebut “KEBENARAN”. Kebenaran kedua ini berhubungan dengan kebenaran berpikir yang kemudian menjadi kebenaran Ilmu Pengetahuan.

Jadi, kebenaran yang kedua adalah kebenaran yang berhubungan dengan kebenaran berpikir terhadap realitas. Orang Kristen perlu berpikir “mendalam” terhadap realitas. Dan ketika ia menemukan pengetahuan yang benar maka pengetahuan yang benar itu disebut “Kebenaran”. Disini kita mengenal ada “Kebenaran Logi-logi manusia”. Logi yang dimaksud disini yaitu berpikir. Tetapi bukan berpikir biasa atau berpikir awam. Berpikir yang dimaksud disini yakni berpikir mendalam yang berciri “bertanya” tetapi tidak semua pertanyaan itu berfilsafat. Misalnya: Ibu hendak kemana? Jawabnya ke Pasar. Pertanyaan ini bukan pertanyaan filsafat. Bila pertanyaannya adalah, Apa itu pasar? Maka pertanyaan ini bernilai filsafat. Perlu dipikirkan secara mendalam terhadap pasar. Misalnya jawaban atas pertanyaan kedua, pasar adalah tempat berjual beli. Maka akan segera muncul pertanyaan lagi apakah semua tempat adalah pasar ketika terjadi transaksi jual beli, seperti jual beli di atas mobil, jual-beli di kreta, jual-beli di pesawat: Pramugagari menjual barang dan penumpang membeli. Apakah pasar itu? Sampai ditemukan rumusan yang cocok dengan realitas pasar. Misalnya pasar adalah tempat jual beli yang ditentukan khusus oleh peraturan pemerintah … dst. Artinya pengetahuan tentang sesuatu harus dirumuskan berdasarkan realitas yang dituju.

Deskripsi di atas menegaskan bahwa perlu ada “Filsafat Kristen”. Yesus adalah jalan hidup dan Kebenaran. Ini adalah kebenaran Tuhan yang diterima melalui iman tetapi pengetahuan yang benar tentang Yesus adalah kebenaran perlu dipikirkan secara mendalam melalui usaha eksegesis atau pendekatan teologis sehingga kita mendapatkan pengetahuan yang benar tentang Yesus Kristus. Penggambaran ini memiliki dua implikasi yakni kebenaran Tuhan dan kebenaran melalui berpikir. Orang Kristen perlu menggunakan pikirannya untuk memikirkan realitas. Proses ini akan menghasilkan kebenaran yang bersifat kebenaran “pengetahuan”.

Berfilsafat dalam konteks Teknologi dan Media Pembelajaran PAK dimaksudkan untuk menemukan “kebenaran” tentang Tentang teknologi dan Media yang kemudian diimplementasikan dalam Pendidikan Agama Kristen.
Selamat berfilsafat tentang Teknologi dan Media Pembelajaran PAK.

Salam
Yonas Muanley
Share This
Previous Post
Next Post

Pellentesque vitae lectus in mauris sollicitudin ornare sit amet eget ligula. Donec pharetra, arcu eu consectetur semper, est nulla sodales risus, vel efficitur orci justo quis tellus. Phasellus sit amet est pharetra

0 comments: